Arsip Blog

KERIS PUSAKA PALING BERPENGARUH

Keris adalah budaya asli Indonesia. Walaupun nenek moyang bangsa Indonesia umumnya beragama Hindu dan Budha, tidak pernah ditemukan bukti bahwa budaya keris berasal dari India atau negara lain.
Keris-keris yang berpengaruh dalam sejarah nusantara adalah sebagai berikut:

1. Keris Empu Gandring

keris-empu-gandringLegenda dari senjata pusaka ini terus hidup pada budaya yang ada di pulau Jawa, senjata keris yang setengah jadi (tanpa sarungnya) ini konon membawa kutukan dari sang pembuat yaitu Mpu Gandring sendiri (“mpu” gelar bagi seorang pandai logam yang sangat sakti). Keris ini banyak menyimpan misteri dan keanehan, dari mulai pamor keris yang konon bisa mengeluarkan cahaya biru hingga kutukan yang memakan korban jiwa dari kalangan elit kerajaan bahkan termasuk pendiri dan pemakai keris tersebut yaitu Ken Arok. Sejak terbunuhnya Tohjaya, Keris Mpu Gandring hilang tidak diketahui rimbanya.

 

2. Keris Setan Kober

keris setan koberKeris Kyai Setan Kober merupakan sebilah keris pusaka luk 13 yang diciptakan oleh Mpu Bayu Aji pada zaman kerajaan Pajajaran (1150). Hingga suatu hari sang mpu tengah menciptakan sebilah keris pusaka luk 13. Ketika sang mpu sedang mengheningkan cipta untuk memasukkan daya magis pada keris tersebut, konsentrasinya terganggu gara-gara rengekan para jin. Akhirnya keris pusaka tersebut menjadi tidak sempurna, dan dinamakan sebagai Keris Kyai Setan Kober. Karena tercipta akibat daya panas dan ambisi yang besar. Konon keris ini pernah jatuh ke tangan Arya Penangsang, Adipati Jipang – Panolan, pada masa Kerajaan Demak Bintoro (1521 – 1546)

 

3. Keris Kyai Sengkelat

keris sengkelat

Ketika Kerajaan  Majapahit mulai surut, hiduplah seorang  empu keris yang sakti mandraguna. Dia bernama Jaka Supa putra dari  Bupati Empu yang bernama Ki Supadriya.  Jaka Supa adalah seorang  pemuda yang sederhana, namun sangat menyukai tapa brata istilah jawanya adalah “Gentur lelaku prihatin”. Kelak atas perjuangan tapa bratanya, beliau akan menurunkan pusaka pusaka yang hebat dan juga menurunkan empu-empu  pembuat keris yang luar biasa di tanah jawa.

 

 

 

4. Keris Naga Sasra Sabuk Inten

nanasosroKeris pusaka luk 13 ini bertahtakan emas. Dibuat pada jaman kerajaan Majapahit, masa pemerintahan Prabu Brawijaya V (1466 – 1478). Pembuatnya adalah Pangeran Mpu Sedayu (Mpu Supa Mendagri/Mpu Pitrang). Sang mpu yang telah berhasil menunaikan tugas untuk membawa kembali keris Kyai Ageng Puworo atau Kyai Sengkelat, mendapatkan penghargaan berupa sebuah tanah perdikan di daerah pesisir utara (Gresik) yang kemudian dikenal kemudian hari sebagai daerah bernama Sedayu. Juga mendapatkan gelar kebangsawanan Pangeran yang berasal dari Sedayu (Pangeran Sedayu) beserta seorang Puteri Keraton.

 

5.  Keris Sabuk Inten

sabuk intenKeris lain yang tak kalah legendaris dari zaman peralihan Majapahit dan Demak Bintoro adalah Kiai Sabuk Inten. Keris berluk 11 ini muncul dan terkenal bersama Keris Kiai Nogososro. Dua keris ini disebut-sebut sebagai warisan zaman Majapahit. Keduanya bahkan sering disebut dalam satu rangkaian Nogososro-Sabuk Inten. Tak lain karena kedua keris ini diyakini sebagai sepasang lambang karahayon atau kemakmuran sebuah kerajaan. Nogososro mewakili wahyu keprabon yang hilang dari tahta Demak dan Sabuk Inten mewakili kemuliaan dan kejayaannya. Dua keris ini adalah maha karya cipta Mpu Supo.

 

6. Keris Condong Campur

keris condong campurKonon keris pusaka ini dibuat beramai-ramai oleh seratus orang mpu. Bahan kerisnya diambil dari berbagai tempat. Dan akhirnya keris ini menjadi keris pusaka yang sangat ampuh tetapi memiliki watak yang jahat.

Dalam dunia keris muncul mitos dan legenda yang mengatakan adanya pertengkaran antara beberapa keris. Keris Sabuk Inten yang merasa terancam dengan adanya keris Condong Campur akhirnya memerangi Condong Campur. Dalam pertikaian tersebut, Sabuk Inten kalah. Sedangkan keris Sengkelat yang juga merasa sangat tertekan oleh kondisi ini akhirnya memerangi Condong Campur hingga akhirnya Condong Campur kalah dan melesat ke angkasa menjadi Lintang Kemukus(komet atau bintang berekor), dan mengancam akan kembali ke bumi setiap 500 tahun untuk membuat huru hara, yang dalam bahasa Jawa disebut ontran-ontran.

 

7. Keris Tamingsari

keris tamingsariKeris Tamingsari adalah salah satu dari keris yang pernah dimiliki oleh Panglima Islam Tamingsari yang berkhidmat dan mengabdikan diri kepada kerajaan Majapahit yang bukan islam, beliau ialah seorang ahli pertapaan khusus untuk menuntut ilmu jirim. Keris kepunyaan Empu Sipolan dari perguruan tanah jawa adalah milik pribadi guru Si Tamingsari si Empu Sipolan. Keris ini telah diwariskan kepada anak murid kesayangan Empu Sipolan yakni Si Tamingsari supaya dijaga dan dipelihara oleh Tamingsari . Keris tersebut mengandungi hikmah kekuatan untuk dibawa berperang seperti kebanyakkan keris keris lain yang boleh mengebalkan tubuh dari dapat dicederakan oleh senjata besi dan lain lain.

Keris Tamingsari telah diwafa’kan dengan cara sulit untuk diisi dengan khadam jin perang dari bangsa khadam jin perang yang kebal seperti yang ada pada kebanyakkan batu batu tertentu atau peralatan senjata lain pada zaman dahulu. Senjata ini telah direka khas oleh Empu Sipolan yang menjadi guru Tamingsari dengan pengisian hikmah kebal kulit yang boleh di cobakan pada bila bila masa tanpa menunggu saat kecemasan. Wafa’ ini sedikit berbeza dengan wafa’ tulisan kertas atau huruf huruf biasa , kesannya tidak hanya sewaktu kecemasan sahaja.

Keris Tamingsari adalah satu satunya senjata yang boleh menyebabkan si pemakainya menjadi kebal dengan merasakan resapan halus dan kebas di seluruh tubuh serta menambahkan kekuatan tubuh untuk bergerak aktif dan tangkas selama berjam jam tanpa henti. Perkara ini tidak dapat diperolehi melalui latihan jasmani kebanyakkan tetapi hanya dapat di perolehi melalui meditasi tertentu yang dapat menyatukan gelombang gelombang tertentu sehingga dapat disatukan ke bilah senjata terpilih.

Keris Tamingsari bukanlah sebuah keris yang dibuat dari besi sehingga ada yang mengkhabarkan diperbuat dari 99 jenis besi termasuk besi yang diambil dari kaabah, seperti sangkaan kita dan saya sendiri sebelum ini.

Sebenarnya keris Tamingsari diperbuat dari ‘Teras Kayu Kelor’, orang jawa menyebutnya dengan panggilan ‘Galeh Kelor’. Pokok ‘kelor’ sebenarnya menghasilkan buah yang boleh digunakan untuk merawat beberapa penyakit serius tertentu, dan ia amat dikenali oleh kebanyakkan orang jawa dan india mamak, malbari sebagai bahan perubatan tradisional yang sangat penting. Galeh atau Teras kayu ini jika umurnya telah matang dan berpuluhan tahun hidup akan mempunyai teras yang keras dan berbisa jika terkena kulit manusia mahu pun binatang dengan menggunakan beberapa kaedah tertentu. Teras kayu ini berwarna hitam pekat dan sedikit warna kekayuan.

 

8. Keris Carubuk

kyai carubukDalam satu legenda dikisahkan Sunan Kalijaga meminta tolong untuk dibuatkan keris coten-sembelih (pegangan lebai untuk menyembelih kambing). Lalu oleh beliau diberikan calon besi yang ukurannya sebesar biji asam jawa. Mengetahui besarnya calon besi tersebut, Empu Supa sedikit terkejut. Ia berkata besi ini bobotnya berat sekali, tak seimbang dengan besar wujudnya dan tidak yakin apakah cukup untuk dibuat keris. Lalu Sunan Kalijaga berkata kalau besi itu tidak hanya sebesar biji asam jawa tetapi besarnya seperti gunung. Karena ampuh perkataan Sunan Kalijaga, pada waktu itu juga besi menjelma sebesar gunung.Hati empu Supa menjadi gugup, karena mengetahui bahwa Sunan Kalijaga memang benar-benar wali yang dikasihi oleh Pencipta Kehidupan, yang bebas mencipta apapun. Lantaran itu, empu Supa berlutut dan takut. Ringkas cerita, besipun kemudian dikerjakan. Tidak lama, jadilah keris, kemudian diserahkan kepada Sunan Kalijaga. Akan tetapi anehnya begitu melihat bentuknya, seketika juga Sunan Kalijaga menjadi kaget, sampai beberapa saat tidak dapat berbicara karena kagum dan tersentuh perasaannya, karena hasil kejadian keris itu berbeda jauh sekali dengan yang dimaksudkan. Maksud semula untuk dijadikan pegangan lebai, ternyata yang dihasilkan keris Jawa (baca Nusantara) asli Majapahit, luk tujuhbelas. Sebenarnya, begitu mengetahui keindahan keris, perasaan Sunan Kalijaga agak tersentuh, oleh karena itu mengamatinya sempai puas tidak bosan-bosannya. Kemudian ia berkata sambil tertawa dan memuji keindahan keris itu.Lalu Empu Supa diberi lagi besi yang ukurannya sebesar kemiri. Setelah dikerjakan, jadilah sebilah keris mirip pedang suduk (seperti golok atau belati). Begitu mengetahui wujud keris yang dihasilkan sunan Kalijaga sangat senang hatinya. keris itu disebut Kyai Carubuk. keris kyai carubuk ini akhirnya menjadi pusaka sultan hadiwijaya, bahkan sanggup mengalahkan keris setan kober milik arya penangsang ketika pesuruh arya penangsang melakukan percobaan pembunuhan pada sultan hadiwijaya dengan memakai keris setan kober.